Jumat, 04 September 2009

Menempuh Perjalanan Jauh di Akhirat

Diambil dari Group Tahajud Call Community
Oleh : Muhammad Miftakhur Riza
31 Juli jam 19:57



Saya ingin bertanya, Apa yang ada di pikiran Anda setelah meninggal dunia..? Apa setelah meninggal, maka masalah kita langsung selesai begitu saja..? Ouups, saya rasa tidak. “Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja tanpa pertanggung jawaban.?” (Q.S Al Qiyamah 36). Seperti yang sering saya katakan sebelumnya, ‘Akhirat adalah kelanjutan hidup kita di Dunia’. Jadi setelah meninggal, kita akan dihidupkan kembali di Akhirat, dan dimintai pertanggung jawaban disana.

Suatu kehidupan yang jauh lebih berat dari kehidupan di Dunia. Pada hari kiamat, kelak di langit akan benar- benar diperlihatkan proses menutupnya Pintu Tobat, pintu tersebut akan menutup sebagai tanda bahwa pada hari itu Allah sudah tidak mau mendengar tobat kita lagi. Kemudian malaikat Isrofil akan meniup sangkakalanya, lalu bergeming dan musnahlah apa yang ada di Dunia ini, baik itu manusia maupun bangsa Jin. Malaikat Isrofil pun juga akan mati setelah ia meniup sangkakalanya.

Kemudian seluruh makhluk yang ada di Bumi ini, baik bangsa Jin, manusia, dan hewan pun akan dibangkitkan kembali dan digiring secara berkelompok- kelompok menuju Padang Mahsyar. Suatu tempat berpasir putih yang datar, luas dan sangat panas, dimana jarak matahari hanya sejengkal dari ubun- ubun kita (saat dimana semua keringat akan bercucuran sebanyak dosa2 yang kita miliki). Bahkan kelak akan ada yang tenggelam karena keringatnya sendiri. ‘Pada hari itu manusia berkata : “Kemana tempat lari.?” Sekali- kali tidak.! Tidak ada tempat untuk berlindung.!” (Q.S Al Qiyamah 10- 11).

Di Padang Mahsyar itu pula, Nabi Muhammad SAW berdiri di sebuah telaga dengan membawa sebuah cangkir, kemudian beliau akan meminumkan cangkir berisi air telaga tersebut kepada umat- umatnya yang kepanasan lagi kehausan, yang senantiasa ‘membaca sholawat’ untuknya sewaktu masih di Dunia. Kelak bukan kita yang akan mencari Nabi Muhammad, tapi beliau lah yang akan mencari dan memberikan pertolongan (syafaatnya) kepada kita. “Wajah- wajah (orang mukmin) pada hari itu berseri- seri”. “Dan wajah- wajah (orang kafir) pada hari itu muram” (Q.S Al Qiyamah 22- 24).

Setelah itu, semua manusia, bahkan para nabi dan rosul akan berjalan menuju ‘Jembatan Shiratal Mustaqim’. Jembatan akhirat yang sangat tipis, bagaikan sehelai rambut yang dibagi menjadi 7 bagian, tajam, sempit, dan terbentang diantara 2 punggung neraka Jahannam, yang panjangnya ditempuh selama 1/2 tahun akhirat (500 tahun di dunia). Diatasnya terdapat besi- besi panas yang saling berkaitan dan akan menyambar siapa saja yang menyeberanginya. Dan jika kita gagal menyeberangi jembatan tsb, maka kita akan langsung terpelanting ke Neraka Jahannam. MasyaAllah…

Setiap manusia akan menemui kesulitan atau bahkan kemudahan saat melewati jembatan tersebut. Kelak akan ada yang bersusah payah untuk menyeberangi jembatan tersebut, ada yang langsung terpeleset lalu jatuh terbakar ke Neraka. Namun ada pula yang akan menyeberangi jembatan tersebut bagaikan kilat yang menyambar. Semua ditentukan oleh perbuatan- perbuatan dan amal shalih kita waktu masih di Dunia. Jika selama hidupnya ia banyak beramal shalih, maka ia akan mudah melewatinya.

Sesungguhnya hanya satu jalan menuju Surga, yaitu dengan melewati Jembatan Shiratal Mustaqim. Untuk menempuh perjalanan seberat itu, hanya 2 yang kita butuhkan, yaitu : syafaat/ pertolongan dari Nabi Muhammad (diperoleh dengan senantiasa membaca sholawat & melaksanakan sunah2nya), serta Amal2 sholih kita (diperoleh dengan banyak sholat, dzikir, sedekah, puasa, dll). Selain itu, tidak ada yang bisa menolong kita kelak.

Jika kita berpikir cerdas ke depan, ‘Akhirat merupakan kelanjutan dari kehidupan di Dunia, jadi jika kita ingin mendapatkan tempat yang baik di Akhirat, maka perbaikilah hidup kita di dunia terlebih dahulu. Hidup di dunia ini hanyalah sebuah ‘PERMULAAN’, lalu kematian barulah ‘AWAL DARI SEGALANYA’, kemudian kehidupan di Akhirat itulah ‘KEHIDUPAN YG SEBENARNYA’. ‘Mengejar urusan Dunia itu harus, tapi beribadah untuk mendapatkan Akhirat itu wajib’.

Semoga artikel ini dapat membuka tirai kehidupan yang masih terselubung. Membuat kita menjadi orang- orang yang senantiasa berpikir cerdas, yang tak hanya memegang urusan dunia, tapi juga menggapai urusan Akhirat. Saya berharap kita tak hanya dipertemukan di Dunia ini saja, tapi juga dipertemukan kembali pada Hari Akhir, saat dimana kita bisa saling bergandengan tangan dan berjalan bersama- sama menuju Gerbang Surga. Amiin..

Tidak ada komentar: